Rabu, 14 Maret 2018
Layangan terbagus di museum Indonesia
Museum Layang-Layang Indonesia memiliki berbagai koleksi dari seluruh pelosok Nusantara dan Mancanegara, termasuk layang-layang tradisional dan modern. Mulai dari layang-layang miniature yang berukuran 2 centimeter, hingga yang berukuran besar. Bahkan museum ini memiliki beberapa layang-layang berukuran raksasa terbesar di tanah air seperti “Megaray” berukuran 9 x 26 meter yang dapat disewakan untuk kegiatan eksibisi.
Museum Layang-layang ini bisa menjadi pilihan yang bagus untuk mengenalkan konsep sebuah museum kepada anak-anak karena koleksi laying-layang dengan berbagai bentuk dan warna pasti akan menarik perhatian mereka. Apalagi kegiatan di Museum Layang-Layang tidak hanya melihat-lihat koleksi tapi juga menonton video tentang Layang-Layang sampai belajar membuat & melukis Layang-Layang. Kegiatan tambahan pun bisa dipilih, antara lain: membuat & melukis keramik, melukis payung, melukis kaos, melukis wayang mini dan membatik! (Khusus untuk kegiatan membatik, peserta minimal berjumlah 10 orang). Namun untuk kegiatan-kegiatan tambahan tersebut akan dikenakan biaya tambahan, mulai dari Rp.35.000,- sampai Rp. 50.000,-/jenis kegiatan. Hasil karya mereka pun bisa dibawa pulang sebagai kenang-kenangan hasil kunjungan mereka ke Museum Layang-layang.
Pemilik Museum Layang-layang ini adalah Ibu Endang Ernawati. Beliau adalah penggemar Layang-layang dan barang antik yang juga seorang pakar kecantikan yang menekuni dunia layang-layang sejak tahun 1985 dengan membentuk Merindo Kites & Gallery yang usahanya bergerak di bidang layang-layang. Berbagai festival laying-layang di dalam dan luar negeri telah diikuti Beliau serta berhasil meraih juara dalam berbagai kejuaraan lomba layang-layang. Disebabkan rasa cintanya yang sangat mendalam terhadap Layang-Layang, maka Beliau pun mendirikan Museum Layang-Layang pada tahun 2003.
Di gerbang masuk, museum ini tampak tidak terlalu besar, namun ternyata halaman museum ini sangat luas & asri begitu kita masuk kedalamnya. Lantai halaman luar-nya pun tampak berwarna-warni karena digambari lukisan layang berbagai warna dan bentuk. Di halaman luas inilah biasanya anak-anak berlarian mencoba menerbangkan layang-layang buatan mereka sendiri.
Siapapun yang masuk ke dalam museum , akan ditemani oleh seorang pemandu yang menjelaskan sejarah dan latar belakang cerita dari setiap koleksi layang-layang . Ceritanya pun lucu-lucu. Ada layang-layang dari Kalimantan Selatan yang kalo terbang harus sepasang dan kedua layang-layang ini pun digantungi alat-alat musik mirip suling, sehingga ketika sepasang layangan ini diterbangkan akan mengeluarkan suara-suara musik. Ada juga layangan pengantin, yang diterbangkan ketika upacara adat pernikahan, sehingga penduduk sekitar bisa mengetahui bahwa ada acara pernikahan di desa tetangga ketika melihat pasangan layang-layang itu terbang di udara.
Selain layang-layang dari Indonesia, ada juga layang-layang dari negara lain. Ada yang dari Jepang, Korea, China dan banyak negara lainnya. Anak-anak pun jadi tambah wawasannya bahwa tidak hanya Indonesia yang punya permainan tradisional layang-layang. Di bagian layangan mancanegara ini tampak guci-guci yang juga dipajang, ternyata gambar yang ada di guci itu mengisahkan tentang permainan layang-layang. Kita juga akan dibuat kagum dengan layang-layang yang hanya sebesar ibu jari dan ternyata walaupun berukuran mini namun tetap bisa terbang layaknya layang-layang ukuran normal.
Puas melihat-lihat berbagai macam layangan, anak-anak akan belajar membuat layangan dan sekaligus melukisnya. Bila cuaca sedang bersahabat & cukup berangin, anak-anak pun bisa langsung praktek menerbangkan layangan buatan mereka sendiri.
Selain Museum Layang-layang, di kompleks museum ini juga ada lokasi pembuatan layang-layang untuk keperluan kegiatan festival yang disebut Rumah Budaya. Bila kita berkunjung saat musim festival, kita bisa lihat bagaimana proses pembuatan layang-layan berbagai bentuk & warna itu dibuat.
Hari Senin sampai Jumat biasanya Museum ini lumayan sering dijadikan tujuan field trip sekolah-sekolah di Jakarta. Namun saat weekend atau hari libur, jumlah pengunjung ke museum ini tidak terlalu ramai sehingga suasananya pun sangat nyaman untuk duduk-duduk dan ngobrol banyak tentang layang-layang dengan sang pemandu museum.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar